Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat
Pertentangan sosial merupakan konflik yang terjadi dalam masyarakat,
pertentangan social ini terjadi juga merupakan sebuah akibat dari gagalnya
integrasi masyarakat yang menyebabkan masyarakat kurang bahkan tidak bisa hidup
selaras dalam sebuah kemajemukan. Hal ini merupakan sesuatu yang penting sebab
apabila hal ini diabaikan maka kesatuan dan persatuan Indonesia akan pecah.
Karena Indonesia sendiri terdiri dari masyarakat majemuk. Maka pendidikan akan
pentingnya saling menghargai dan menghormati perbedaan harus ditanamkan dalam –
dalam sejak dini.
Integrasi masyarakat adalah sebuah proses penyesuaian atau penyelarasan
berbagai unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat tersebut sehingga tercipta
kerukunan dan pola kehidupan masyarakat yang selaras dalam kemajemukan.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan
dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan
kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa
tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya,
baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu
dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar
disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor lingkungan
sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikanindividu. Perbedaan
pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya
meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan
memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun
pembawaannya sama.alat dalam memenuhi kepentingannya, maka kegiatan yang
dilakukannya
Merujuk pada latar belakang tersebut, akhirnya penulis tertarik
untuk menyusun sebuah makalah yang mengkaji mengenai tingkah lakuindividu dalam
memenuhi kepentingan ataupun kebutuhannya, dengan judul
”Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.
Banyak kejadian – kejadian pertentangan social di Indonesia yang berbuntut
pada pertikaian kelompok yang berkepanjangan contohnya adalah tragedy sampit.
Tragedy ini begitu terkenal bahkan sampai mendunia. Menurut sebuah sumber
tragedy bermula dikarenakan warga pendatang yang merupakan suku Madura tidak
bisa berbaur dengan suku asli yaitu dayak. Dari situ timbul kejadian
pemerkosaan, pertikaian antar kelompok ini sehingga berkobarlah perang /
tragedy sampit yang menjatuhkan banyak korban jiwa.
Sebenarnya apabila dalam diri setiap warga telah tertanam jiwa saling
menghargai dan menghormati apalagi sebagai warga pendatang dia harus mampu
berbaur dan menjunjung tinggi, menghormati adat atau kebiasaan warga asli. Dan
sebagai warga asli harus ikut melindungi dan mengayomi serta menghormati juga
warga pendatang. Apabila sudah terjadi rasa saling menghargai dan menjaga maka
tragedy-tragedi pertentangan social tidak akan terjadi.
Contoh
wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut :
1. Pembangunan
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia
yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi).
Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di
provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan
sebagainya.
2. Sikap
toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap
menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari
semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga
terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu
masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura
(untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa
waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Contoh-contoh pendorong integrasi
nasional :
1. Adanya
rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di
masa yang akan datang.
2. Rasa
cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
3. Adanya
rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah
hal yang sangat sulit.
4. Adanya
sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak
ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
5. Adanya
rasa senasib dan sepenanggungan
6. Adanya
rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya
kedamaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar