Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Kemiskinan
Dengan adanya
teknolohgi yang semakin canggih dan selalu berkembang maka kita harus mengikuti
perkembangan dari teknologi tersebut agar kita tidak tertinggal oleh jaman.
Pengembangan teknologi itu sendiri juga menggunakan ilmu pengetahuan. Jadi
seiring berjalannya waktu kita juga harus memperdalam ilmu pengetahuan agar
teknologi bisa semakin berkembang. Maka dari itu dengan canggihnya teknologi
maka dengan mudah kita bisa mendapat ilmu pengetahuan. Bukan hanya untuk ilmu
pengetahuan, teknologi juga memudahkan manusia dalam berkomunikasi terhadap
sesama manusia.
Ilmu pengetahuan sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu
tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan
(objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan
akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana
karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan
Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan
dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan
sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan
persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang
pengetahuan diperoleh sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan,
kegiatan akal-budi, pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak
adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal
pada teori kebenaran pengetahuan :
1.
Pengetahuan dianggap benar apabila
dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang
terdahulu
2.
Pengetahuan dianggap benar apabila
ada kesesuaian dengan kenyataan
3.
Pengetahuan dianggap benar apabila
mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu ; ontologis, epistemologis,
dan aksiologis. Epistemologis hanyalah merupakan cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan. Ontologis
dapat diartikan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas
ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain
ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Komponen aksiologis
adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan
bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan yang menadi
tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan
yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah
dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan.
Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta
yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis,
induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan
pengingkaran.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif
diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1.
Tidak ada perasaan yang bersifat
pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif
2.
Selektif, artinya mengadakan
pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau
gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada
3.
Kepercayaan yang layak terhadap
kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan
untuk mencapai ilmu
4.
Merasa pasti bahwa setiap
pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih
terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber,
kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar untuk
langkah selanjutnya.
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku
secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body ofknowledge), dan
teknologi sebagai suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian
berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber,
tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi
tujuan produksi. “secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan
biologis, tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknoogi
sosial pembangunan (the social technology of development) sehingga teknologi
itu adalah merode sistematis untuk mencapai tujuan insani (Eugene Stanley,
1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam masyarakat sebagai
hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya berjudul “the
technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik,
meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak hanya untuk
mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan
totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi
(untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia.
Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk
memperoleh hasil yang distandarisasi dan diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik paa masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja
(1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1.
Rasionalistas, artinya tindakan
spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional
2.
Artifisialitas, artinya selalu
membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.
Otomatisme, artinya dalam hal
metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan
teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4.
Teknik berkembang pada suatu
kebudayaan
5.
Monisme, artinya semua teknik
bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6.
Universalisme, artinya teknik
melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan
7.
otonomi artinya teknik berkembang
menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai
bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1.
Teknik meluputi bidang ekonomi,
artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu
mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2.
Teknik meliputi bidang
organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3.
Teknik meliputi bidang manusiawi.
Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus
beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang
bebas dari pengaruh teknik.
Alvin Tofler (1970) mengumpakana teknologi itu sebagai mesin
yang besar atau sebuah akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu
pengetahuan sebagai bahan bakarnya.
Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan
kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh
mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih
banyak dan lebih baik lagi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang
dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem
yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti
kemiskinan.
Referensi
http://kompi21.blogspot.com/2011/11/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-kriteria-ilmu.html#ixzz1iS2ZP6cr
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar